Kamis, 16 Januari 2014

Perubahan psikologi pada remaja


Tugas psikologi 
Perubahan psikologi pada remaja


DI SUSUN OLEH :


Nama : Nia Ardilla
NIM : 201207170



AKADEMI KEBIDANAN ADILA
BANDAR LAMPUNG
T.A 2012/2013






KATA PENGANTAR
Puji serta syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya  sehingga penulis dapat menyrelesaikn makalah ini sebagai tugas mata kuliah dengan judul “TerapanIlmuFisikaKesehatan” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun  terutama dari dosen mata kuliah serta pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga hasil dari penulisan makalah ini kelak dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.



Bandar Lampung, 23 Juni 2013


Penulis
 



 
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................        i
KATA PENGANTAR..........................................................................        ii
DAFTAR ISI .........................................................................................        iii

BAB I  PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang............................................................................        1                      1
B.     Rumusan Masalah.......................................................................        1
C.     ManfaatPenulisan........................................................................        2
                                                       
BAB II PEMBAHASAN                             
A.    PengertianRemaja..................................................................        3
B.     Ciri-ciriRemaja...................................................................... .      3
C.     Tahap – tahap Perkembangan Remaja ……………………..       4
D.    Aspek-aspekPerkembanganRemaja          ……………………5
E.     Faktor – faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Remaja
………………………………………………………………      7
F.      Perubahan Fisik danPsikologis padaRemaja ……………………….……………………………………..      12
G.    Tugas-tugas Perkembangan pada Masa Remaja………….          14
H.    Permasalahan pada Masa Remaja……………………….            15                   



BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan............................................................................        17
B.     Saran                                                                                                         17
DAFTAR PUSTAKA













BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Menurut Santrock (2003) bahwa remaja (adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, sosial emosional. Sedangkan menurut Rumini dan Sundari (2004) remaja adalah peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi untuk memasuki masa dewasa.
Masa remaja adalah masa datangnya pubertas 11-14 tahun sampai usia sekitar 18 tahun yang merupakan masa transisi dari kanak-kanak ke dewasa. Masa ini hampir selalu merupakan masa-masa sulit bagi remaja maupun orang tuanya. Masa perkembangan itu merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat berhasil di tuntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas-tugas berikutnya, sementara apabila gagal, maka akan menyebabkan ketidak bahagiaan pada diri individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat, dan kesulitan-kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas berikutnya (Monks, 2003).
 Permasalahan yang sering muncul sering kali disebabkan ketidaktahuan para orang tua dan pendidik tentang berbagai tuntutan psikologi ini, sehingga perilaku mereka seringkali tidak mampu mengarahkan remaja menuju perkembangan mereka. Bahkan tidak jarang orang tua dan pendidik mengambil sikap yang tidak sejalan  dari yang seharusnya diharapkan, sehingga semakin mengacaukan perkembangan diri para remaja tersebut. Dengan demikian di harapkan para orang tua dan pendidik dapat memberikan motivasi yang tepat untuk mendorong remaja menuju pada kepenuhan dirinya
(Stice dan Whitenton, 2002).

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari remaja?
2.      Apa saja ciri-ciri pada remaja?
3.      Apa saja tahap-tahap  pada perkembangan remaja?
4.      Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan remaja?
5.      Apa saja perubahan fisik dan pisikologis pada masa remaja?
6.      Apa saja tugas – tugas perkembangan pada masa remaja?
7.      Apa saja permasalahan pada masa remaja?
8.      Bagaimana cara mengatasi masalah pada remaja?

C.     Tujuan penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian dari remaja.
2.      Untuk mengetahui ciri-ciri pada remaja.
3.      Untuk mengetahui tahap-tahap  pada perkembangan remaja.
4.      Untuk mengetahui Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan remaja.
5.      Untuk mengetahui perubahan fisik dan pisikologis pada masa remaja.
6.      Untuk mengetahui tugas – tugas perkembangan pada masa remaja.
7.      Untuk mengetahui permasalahan pada masa remaja.
8.      Untuk mengetahui cara mengatasi masalah pada remaja.


BAB II
TINJAUAN TEORI

A.  Pengertian Remaja
1.  Menurut  Rumini dan Sundari (2004), remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi untuk memasuki masa dewasa.  Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria.
2.  Menurut Santrock (2003), masa remaja  diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional.
3.  Menurut Pardede (2002), masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seorang individu. Masa ini merupakan periode transisi dari masa anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial yang berlangsung pada dekade kedua kehidupan.

B.  Ciri-ciri Remaja
Ciri-ciri Remaja adalah sebagai berikut:
1.       Pemekaran diri sendiri (extension of the self)
Ditandai dengan kemampuan seorang untuk menganggap orang atau hal lain sebagai bagian dari diri sendiri juga. Perasaan egoisme (mementingkan diri sendiri) berkurang sebaliknya tumbuh perasaan ikut memiliki, salah satu tanda yang khas adalah tumbuhnya kemampuan untuk mencintai orang lain dan alam sekitarnya. Kemampuan untuk bertenggang rasa dengan orang yang dicintainya untuk ikut merasakan penderitaan yang dialami oleh orang yang dicintainya, menunjukkan adanya tanda-tanda kepribadian dewasa (mature personality) ciri lain adalah berkembangnya ego ideal berupa cita-cita, idola dan sebagainya yang menggambarkan wujud ego (diri sendiri) di masa depan (Hurlock, 2002).
2.       Kemampuan untuk melihat diri sendiri secara obyektif (self objectivication)
Ditandai dengan kemampuan untuk mempunyai wawasan tentang diri sendiri (self insight) dan kemampuan untuk menangkap humor (sense of humor) terrmasuk yang menjadikan dirinya sendiri sebagai sasaran. Dia tidak marah jika dikritik pada saaat-saat yang yang diperlukan ia dapat melepaskan diri dari dirinya sendiri dan meninjau dirinya sendiri sebagai orang luar (Hurlock, 2002).
3.       Memiliki falsafah hidup tertentu (unifying philosophy of life)
Hal itu dapat dilakukan tanpa perlu merumuskannnya dan mengucapkankannya dalam kata-kata. Orang yang sudah dewasa tahu dengan tepat tempatnya dalam rangka susunan objek-objek lain di dunia. Ia tahu kedudukannnya dalam masyarakat ia paham bagaimana seharusnya ia bertingkah laku orang seperti ini tidak lagi mudah terpengaruh dan pendapatnya serta sikap sikapnya cukup jelas dan tegas (Chaplin, 2004).

C.  Tahap – tahap Perkembangan Remaja
Tahap-tahap perkembangan remaja menurut Stevenson (2002) adalah sebagai berikut:

1.         Periode masa pra pubertas usia 12-18 tahun
Masa pra pubertas merupakan masa peralihan dari akhir masa kanak-kanak ke masa awal pubertas. Ciri-cirinya:
a.    Anak tidak suka diperlakukan seperti anak kecil lagi
b.    Anak mulai bersikap kritis

2. Masa pubertas usia 14-16 tahun merupakan masa remaja awal. Ciri-cirinya:
a.    Mulai cemas dan bingung tentang perubahan fisiknya
b.    Memperhatikan penampilan
c.    Sikapnya tidak menentu/plin-plan
d.   Suka berkelompok dengan teman sebaya dan senasib

3. Masa akhir pubertas usia 17-18 tahun merupakan peralihan dari masa pubertas ke masa adolesen. Ciri-cirinya:
a. Pertumbuhan fisik sudah mulai matang tetapi kedewasaan psikologisnya belum tercapai sepenuhnya
b.    Proses kedewasaan jasmaniah pada remaja putri lebih awal dari remaja pria.

4. Periode remaja adolesen usia 19-21 tahun merupakan masa akhir Remaja. Beberapa sifat penting pada masa ini adalah:
a.    Perhatiannya tertutup pada hal-hal realistis
b.    Mulai menyadari akan realitas
c.    Sikapnya mulai jelas tentang hidup
d.   Mulai nampak bakat dan minatnya

D.  Aspek-aspek Perkembangan Remaja
1.      Perkembangan fisik
      Menurut Papalia dan Olds (2001), yang dimaksud dengan perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan ketrampilan motorik. Perubahan pada tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ seksual dan fungsi reproduksi. Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh kanak-kanak yang cirinya adalah pertumbuhan menjadi tubuh orang dewasa yang cirinya adalah kematangan. Perubahan fisik otak sehingga strukturnya semakin sempurna meningkatkan kemampuan kognitif.

2.      Perkembangan Kognitif
       Seorang remaja termotivasi untuk memahami dunia karena perilaku adaptasi secara biologis mereka. Dalam pandangan Piaget, remaja secara aktif membangun dunia kognitif mereka, di mana informasi yang didapatkan tidak langsung diterima begitu saja ke dalam skema kognitif mereka. Remaja sudah mampu membedakan antara hal-hal atau ide-ide yang lebih penting dibanding ide lainnya, lalu remaja juga menghubungkan ide-ide tersebut. Seorang remaja tidak saja mengorganisasikan apa yang dialami dan diamati, tetapi remaja mampu mengolah cara berpikir mereka sehingga memunculkan suatu ide baru.
       Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa. Piaget mengemukakan bahwa pada masa remaja terjadi kematangan kognitif, yaitu interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas untuk eksperimentasi memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak. Piaget menyebut tahap perkembangan kognitif ini sebagai tahap operasi formal (Papalia & Olds, 2001).

3.      Perkembangan kepribadian dan sosial
Menurut Papalia & Olds (2001) yang dimaksud dengan perkembangan kepribadian adalah perubahan cara individu berhubungan dengan dunia dan menyatakan emosi secara unik sedangkan perkembangan sosial berarti perubahan dalam berhubungan dengan orang lain. Perkembangan kepribadian yang penting pada masa remaja adalah pencarian identitas diri. Yang dimaksud dengan pencarian identitas diri adalah proses menjadi seorang yang unik dengan peran yang penting dalam hidup (Erikson dalam Papalia & Olds, 2001).

E.   Faktor – faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Remaja

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan remaja adalah sebagai berikut:
1.    Faktor Pribadi
Setiap anak berkepribadian khusus. Keadaan khusus pada anak bisa menjadi sumber munculnya berbagai perilaku menyimpang. Keadaan khusus ini adalah keadaan konstitusi, potensi, bakat, atau sifat dasar pada anak yang kemudian melalui proses perkembangan, kematangan, atau perangsangan dari lingkungan, menjadi aktual, muncul, atau berfungsi
(Lester, 2004).
Seorang anak bisa bertingkah laku tertentu sebagai bentuk pelarian-pelarian karena ia mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran-pelajaran di sekolah. (Liebert, 2003)Kesulitan ini bersumber pada kemampuan dasar yang kurang baik, taraf kemampuannya terletak di bawah rata-rata. Pelajaran yang dalam kenyataannya terlalu berat bagi anak, menjadi beban yang menekannya sehingga ia selalu berada dalam keadaan tegang, tertekan, dan tidak bahagia. Sehubungan dengan masalah pelajaran ini, perasaan-perasaan tertekan dan beban yang tidak sanggup dihadapi juga dapat timbul karena berbagai hal yang lain seperti berikut ini:
a.    Tuntutan dari pihak orang tua terhadap prestasi anak yang sebenarnya melebihi kemampuan dasar yang dimiliki anak. Berbagai ungkapan yang sebenarnya keliru sering terdengar dari orang tua, seperti: "Sebenarnya anak saya tidak bodoh, tetapi ia malas" atau "Saya tidak mengharap anak saya mendapat angka 9, asal cukup saja, karena ia sebenarnya bisa."
b.    Tuntutan terhadap anak agar ia bisa memperlihatkan prestasi-prestasi seperti yang diharapkan orang tua. Pada kenyataannya, anak tidak bisa memenuhinya karena masa-masa perkembangannya belum siap untuk bisa menerima kualitas dan intensitas rangsangan yang diberikan. Hal ini sering terjadi pada anak di bawah umur.
c.    Tekanan dari orang tua agar anak mengikuti berbagai kegiatan, baik yang berhubungan dengan pelajaran-pelajaran sekolah maupun kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan pengembangan bakat dan minat. Seorang anak memperlihatkan sikap-sikap negatif terhadap pelajaran karena ia harus bersekolah di dua tempat, yaitu di sekolah dan di tempat les privat atau bimbingan belajaryang waktu belajarnya bahkan lebih lama dari sekolah biasa daripada di sekolah biasa.
d.    Kekecewaan pada anak karena tidak berhasil memasuki sekolah atau jurusan yang dikehendaki dan yang tidak dinetralisasikan dengan baik oleh orang tua. Atau kekecewaan pada anak karena ia tidak berhasil memuaskan keinginan-keinginan atau harapan-harapan orang tua. Kekecewaan yang berlanjut pada penilaian bahwa harga dirinya tidak perlu dipertahankan karena orang tua tidak mencintainya lagi.
Dari uraian di atas, dijelaskan bahwa masalah yang berkaitan dengan masalah sekolah, masalah belajar, prestasi, dan potensi (bakat) bisa menjadi sumber timbulnya berbagai tekanan dan frustrasi. Hal tersebut dapat mengakibatkan reaksi-reaksi perilaku nakal atau penyalahgunaan obat terlarang (Libert, 2003).

2.    Faktor Keluarga
Keluarga adalah unit sosial yang paling kecil dalam masyarakat. Meskipun demikian, peranannya besar sekali terhadap perkembangan sosial, terlebih pada awal-awal perkembangan yang menjadi landasan bagi perkembangan kepribadian selanjutnya. Anak yang baru dilahirkan berada dalam keadaan lemah, tidak berdaya, bisa melakukan apa-apa, tidak bisa mengurus diri sendiri, dan tidak bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Jadi, ia tergantung sepenuhnya dari lingkungan hidupnya, yakni lingkungan keluarga, dan lebih luas lagi lingkungan sosialnya
(Prawirosudirjo, 2003).
Dalam perkembangannya, anak membutuhkan uluran tangan dari orang lain agar bisa melangsungkan hidupnya secara layak dan wajar. Anak yang baru dilahirkan bisa diibaratkan sebagai sehelai kertas putih yang masih polos. Bagaimana jadinya kertas putih tersebut pada kemudian hari tergantung dari orang yang akan menuliskannya. Jadi, bagaimana kepribadian anak pada kemudian hari tergantung dari bagaimana ia berkembang dan dikembangkan oleh lingkungan hidupnya, terutama oleh lingkungan keluarganya. Lingkungan keluarga berperan besar karena merekalah yang langsung atau tidak langsung terus-menerus berhubungan dengan anak, memberikan perangsangan (stimulasi) melalui berbagai corak komunikasi antara orang tua dengan anak (Prawirosudirjo, 2003).
Seiring dengan tumbuh kembang anak, akan lebih banyak lagi sumber-sumber untuk mengembangkan kepribadian anak. Lingkungan keluarga seringkali disebut sebagai lingkungan pendidikan informal yang memengaruhi berbagai aspek perkembangan anak. Adakalanya, hal ini berlangsung melalui ucapan-ucapan atau perintah-perintah yang diberikan secara langsung untuk menunjukkan apa yang seharusnya diperlihatkan atau dilakukan oleh anak. Adakalanya pula, orang tua bersikap atau bertindak sebagai patokan, sebagai contoh atau model agar ditiru. Kemudian, apa yang ditiru akan meresap dalam diri anak dan menjadi bagian dari kebiasaan bersikap dan bertingkah laku, atau bagian dari kepribadiannya (Payne, 2002).
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, orang tua jelas berperan besar dalam perkembangan kepribadian anak. Orang tua menjadi faktor penting dalam menanamkan dasar kepribadian yang ikut menentukan corak dan gambaran kepribadian seseorang setelah dewasa. Jadi, gambaran kepribadian yang terlihat dan diperlihatkan seorang remaja, banyak ditentukan oleh keadaan serta proses-proses yang ada dan yang terjadi sebelumnya. Lingkungan rumah, khususnya orang tua, menjadi teramat penting sebagai tempat persemaian dari benih-benih yang akan tumbuh dan berkembang lebih lanjut. Pengalaman buruk dalam keluarga akan buruk pula diperlihatkan terhadap lingkungannya. Perilaku negatif dengan berbagai coraknya adalah akibat dari suasana dan perlakuan negatif yang dialami dalam keluarga.Hubungan antar pribadi dalam keluarga, yang meliputi pula hubungan antar saudara, menjadi faktor penting yang mendorong munculnya perilaku yang tergolong nakal(Payne, 2002).
Agar terjamin hubungan yang baik dalam keluarga, dibutuhkan peran aktif orang tua untuk membina hubungan-hubungan yang serasi dan harmonis di antara semua pihak dalam keluarga. Namun, yang tentunya terlebih dahulu harus diperlihatkan adalah hubungan yang baik di antara suami dan istri (Payne, 2002).

3.      Lingkungan Sosial dan Dinamika Perubahannya
Lingkungan sosial dengan berbagai ciri khusus yang menyertainya memegang peranan besar terhadap munculnya corak dan gambaran kepribadian pada anak.Apalagi kalau tidak didukung oleh kemantapan dari kepribadian dasar yang terbentuk dalam keluarga. Kesenjangan antara norma, ukuran, patokan dalam keluarga dengan lingkungannya perlu diperkecil agar tidak timbul keadaan timpang atau serba tidak menentu, suatu kondisi yang memudahkan munculnya perilaku tanpa kendali, yakni penyimpangan dari berbagai aturan yang ada. Kegoncangan memang mudah timbul karena kita berhadapan dengan berbagai perubahan yang ada dalam masyarakat (Ellis, 2001).
Dalam kenyataannya, pola kehidupan dalam keluarga dan masyarakat sssdewasa ini, jauh berbeda dibandingkan dengan kehidupan beberapa puluh tahun yang lalu.Terjadi berbagai pergeseran nilai dari waktu ke waktu~       seiring dengan perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Bertambahnya penduduk yang demikian pesat, khususnya di kota-kota besar, mengakibatkan ruang hidup dan ruang lingkup kehidupan menjadi bertambah sempit. Urbanisasi yang terus-menerus terjadi sulit dikendalikan, apalagi ditahan, menyebabkan laju kepadatan penduduk di kota besar sulit dicegah. Dinamika hubungan menjadi lebih besar, sekaligus menjadi lebih longgar, kurang intensif, dan kurang akrab. Dalam kondisi seperti ini, sikap yang menjadi ciri dari kehidupan masyarakat yang padat yaitu: individualistis, kompetitif, dan materialistis, amat mudah timbul. Sesuatu yang sebenarnya wajar, sesuai dengan hakikat kehidupan, hakikat perjuangan hidup untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan memenuhi kebutuhan paling pokok dari sistem kebutuhan, yakni makanan (Santrock, 2002).
Pengaruh pribadi terhadap pribadi lain di rumah, di kantor, dan di mana saja yang memungkinkan hubungan yang cukup sering terjadi, akan memengaruhi kehidupan pribadi, kehidupan dalam keluarga, dan kehidupan sosialnya. Banyak kota yang sedang berkembang menjadi tempat pertemuan, percampuran antara berbagai corak kebudayaan, adat istiadat, termasuk bahasa dan sistem nilai sikap. Tidak mustahil dalam keadaan seperti itu, muncul ketidakserasian dan ketegangan yang berdampak pada sikap, perlakuan negatif orang tua terhadap anak, dan lebih lanjut dalam lingkungan pergaulan (Santrock, 2002).
Lingkungan pergaulan anak adalah sesuatu yang harus dimasuki karena di lingkungan tersebut seorang anak bisa terpengaruh ciri kepribadiannya, tentunya diharapkan terpengaruh oleh hal-hal yang baik. Di samping itu, lingkungan pergaulan adalah sesuatu kebutuhan dalam pengembangan diri untuk hidup bermasyarakat.Karena itu, lingkungan sosial sewajarnya menjadi perhatian kita semua, agar bisa menjadi lingkungan yang baik, yang bisa meredam dorongan-dorongan negatif atau patologis pada anak maupun remaja (Santrock, 2002).

F.         Perubahan Fisik dan Psikologis pada Remaja
Perubahan fisik dan psikologis pada remaja menurut Prawirosudirjo (2003) sebagai berikut:
1.      Perubahan Fisik
a.     Perubahan fisik pada wanita remaja antara lain:
1)                 Pertumbuhan fisik lebih menonjol, tinggi dan besar badannya
2)                 Kulit menjadi lebih halus
3)                 Buah dada (payudara) membesar
4)                 Timbunan lemak pada bagian badan tertentu lebih banyak: pinggul, pantat, sekitar dada, sekitar pinggang tampak kecil atau ramping
5)                 Suara meninggi satu oktaf
6)                 Tumbuh rambut pada bagian tubuh tertentu, sekitar kemaluan dan ketiak

b.    Perubahan fisik pada laki-laki Remaja
1)                 Testil membesar
2)                 Tumbuh rambut pada bagian tertentu, kumis, janggut, sekitar dada, ketiak dan sekitar kemaluan.
3)                 Suara menurun satu oktaf lebih rendah nadanya
4)                 Mimpi basah
5)                  
2.        Perubahan psikologis pada remaja
a.          Perubahan psikologi pada wanita remaja
1)          Pasif dan menerima
2)          Cenderung menerima perlindungan
3)          Minatnya tertuju pada hal yang sifatnya emosional dan kongkrit
4)          Berusaha mengikuti dan mengenang orang lain
5)          Sifatnya subyektif
b.          Perubahan psikologi pada laki-laki remaja
1)          Aktif memberi
2)          Cenderung memberikan perlindungan
3)          Minatnya tertuju pada hal-hal yang bersifat interaktual abstrak
4)          Berusaha memutuskan sendiri dan ikut bicara
5)          Sifatnya objektif

G.  Tugas-tugas Perkembangan pada Masa Remaja

Menurut Hurlock (Dalam Ali, 2002), tugas-tugas perkembangan masa remaja, yaitu:
1)             Mampu menerima keadaan fisiknya
2)             Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa
3)             Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis
4)             Mencapai kemandirian emosional
5)             Mencapai kemandirian ekonomi
6)             Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat
7)             Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua
8)             Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa
9)             Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan
10)         Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga
H.  Permasalahan pada Masa Remaja

Permasalahan pada masa remaja menurut Stevenson (2002) adalah sebagai berikut:
Kebanyakan anak yang dalam masa remaja pasti menginginkan masa remaja mereka ingin sempurna dan di perhatikan oleh keluarga terutama pada ayah dan ibu.Tapi bagi sebagian mereka yang masa remajanya ingin sempurna harus meninggalkan sedih di hati karena harus menghabiskan masa remaja mereka di jalanan bergabung dengan mereka yang masa remajanya kurang beruntung, itu semua terjadi karena pertengkaran yang terjadi pada orang tua dan melibatkan anak – anak mereka yang tidak seharusnya terlibat, karena kalau orang tua melibatkan masalah mereka kepada anaknya bisa membuat anak tersebut berpikir yang harusnya belum dia pikirkan dan bisa membuat dia menjadi depresi.

Dalam masa remaja ini kita bisa mengenal yang namanya cinta biarpun yang di bilang itu cinta monyet, tapi gara – gara cinta bisa merusak masa remaja kita apa lagi kalau kita semua sudah mengenal free sex (seks bebas).
Dalam kalangan remaja tidak mungkin tidak tahu yang namanya cinta, tapi inilah masalah yang sering terjadi di saat kita hanyut dengan cinta. Kita bisa saja melakukan apa saja untuk sampai – sampai kita bisa melupakan keluarga kita sendiri.

Lingkungan sangat berperan penting dalam masa remaja karena lingkungan sangamempengaruhimasa pertumbuhan remaja. Jika lingkungan yang ditempati baik makaberdampak positif terhadap remaja itu dan sebaliknya, Jika lingkungan yang di tempati ituburuk, maka berdampak negatif bagi perkembangan remaja. Maka dari itu kita harus bisamenentukan mana yang baik dan yang buruk.












\


















BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi untuk memasuki masa dewasa.  Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Dan disaat remaja ini lah saat dimana seseorang mencari jati dirinya.

Saran
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna maka dari itu saya ingin meminta kritik dan saran  dari pembaca serta dosen pembimbing agar makalah yang saya buat bisa menjadi sempurna dan jauh lebih baik dari sebelumnya, serta  krtik dan saran yang  sifatnya membangun dari para pembaca mudah - mudahan bisa menjadikan makalah ini jauh lebih sempurna dan bermanfaat bagi semuanya.  









DAFTAR PUSTAKA