Tugas psikologi
Perubahan psikologi pada remaja
DI SUSUN
OLEH :
Nama : Nia Ardilla
NIM : 201207170
AKADEMI KEBIDANAN ADILA
BANDAR LAMPUNG
T.A 2012/2013
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur
dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyrelesaikn makalah ini sebagai
tugas mata kuliah dengan judul “TerapanIlmuFisikaKesehatan” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun terutama dari dosen mata
kuliah serta pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga
hasil dari penulisan makalah ini kelak dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
membutuhkan.
Bandar
Lampung, 23 Juni 2013
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................ i
KATA
PENGANTAR.......................................................................... ii
DAFTAR
ISI ......................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang............................................................................ 1 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 1
C. ManfaatPenulisan........................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
PengertianRemaja.................................................................. 3
B.
Ciri-ciriRemaja...................................................................... . 3
C.
Tahap –
tahap Perkembangan Remaja
…………………….. 4
D.
Aspek-aspekPerkembanganRemaja ……………………5
E. Faktor –
faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Remaja
……………………………………………………………… 7
F. Perubahan Fisik danPsikologis padaRemaja
……………………….…………………………………….. 12
G. Tugas-tugas Perkembangan pada Masa Remaja…………. 14
H. Permasalahan pada Masa Remaja………………………. 15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................ 17
B. Saran 17
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Menurut
Santrock (2003) bahwa remaja (adolescene) diartikan
sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa yang
mencakup perubahan biologis, kognitif, sosial
emosional. Sedangkan menurut Rumini dan Sundari (2004) remaja adalah
peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan
semua aspek atau fungsi untuk memasuki masa dewasa.
Masa
remaja adalah masa datangnya pubertas 11-14 tahun sampai usia
sekitar 18 tahun yang merupakan masa transisi dari kanak-kanak ke
dewasa. Masa ini hampir selalu merupakan masa-masa sulit bagi remaja
maupun orang tuanya. Masa perkembangan itu merupakan suatu tugas yang muncul
pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas
itu dapat berhasil di tuntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam
menuntaskan tugas-tugas berikutnya, sementara apabila gagal, maka akan
menyebabkan ketidak bahagiaan pada diri individu yang bersangkutan,
menimbulkan penolakan masyarakat, dan kesulitan-kesulitan dalam menyelesaikan
tugas-tugas berikutnya (Monks, 2003).
Permasalahan
yang sering muncul sering kali disebabkan ketidaktahuan para orang tua dan
pendidik tentang berbagai tuntutan psikologi ini, sehingga perilaku mereka seringkali
tidak mampu mengarahkan remaja menuju perkembangan mereka. Bahkan tidak jarang
orang tua dan pendidik mengambil sikap yang tidak sejalan dari yang
seharusnya diharapkan, sehingga semakin mengacaukan perkembangan diri para
remaja tersebut. Dengan demikian di harapkan para orang tua dan pendidik dapat
memberikan motivasi yang tepat untuk mendorong remaja menuju pada kepenuhan
dirinya
(Stice dan Whitenton, 2002).
(Stice dan Whitenton, 2002).
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian dari remaja?
2. Apa
saja ciri-ciri pada remaja?
3. Apa
saja tahap-tahap pada perkembangan remaja?
4. Faktor
– faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan remaja?
5. Apa
saja perubahan fisik dan pisikologis pada masa remaja?
6. Apa
saja tugas – tugas perkembangan pada masa remaja?
7. Apa
saja permasalahan pada masa remaja?
8. Bagaimana
cara mengatasi masalah pada remaja?
C. Tujuan
penulisan
1. Untuk
mengetahui pengertian dari remaja.
2. Untuk
mengetahui ciri-ciri pada remaja.
3. Untuk
mengetahui tahap-tahap pada perkembangan remaja.
4. Untuk
mengetahui Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan remaja.
5. Untuk
mengetahui perubahan fisik dan pisikologis pada masa remaja.
6. Untuk
mengetahui tugas – tugas perkembangan pada masa remaja.
7. Untuk
mengetahui permasalahan pada masa remaja.
8. Untuk
mengetahui cara mengatasi masalah pada remaja.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Remaja
1. Menurut Rumini
dan Sundari (2004), remaja adalah peralihan dari masa
anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua
aspek atau fungsi untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja
berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13
tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria.
2. Menurut Santrock (2003), masa
remaja diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak
dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan
sosial-emosional.
3. Menurut Pardede (2002), masa
remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam
kehidupan seorang individu. Masa ini merupakan periode transisi dari masa anak
ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental,
emosional dan sosial yang berlangsung pada dekade kedua kehidupan.
B. Ciri-ciri
Remaja
Ciri-ciri Remaja adalah sebagai
berikut:
1. Pemekaran diri sendiri (extension
of the self)
Ditandai
dengan kemampuan seorang untuk menganggap orang atau hal lain sebagai
bagian dari diri sendiri juga. Perasaan egoisme (mementingkan diri
sendiri) berkurang sebaliknya tumbuh perasaan ikut memiliki, salah satu
tanda yang khas adalah tumbuhnya kemampuan untuk mencintai orang lain dan
alam sekitarnya. Kemampuan untuk bertenggang rasa dengan orang yang
dicintainya untuk ikut merasakan penderitaan yang dialami oleh orang yang
dicintainya, menunjukkan adanya tanda-tanda kepribadian dewasa (mature personality)
ciri lain adalah berkembangnya ego ideal berupa cita-cita, idola dan
sebagainya yang menggambarkan wujud ego (diri sendiri) di masa
depan (Hurlock, 2002).
2. Kemampuan untuk melihat diri sendiri
secara obyektif (self objectivication)
Ditandai
dengan kemampuan untuk mempunyai wawasan tentang diri sendiri (self insight)
dan kemampuan untuk menangkap humor (sense of humor) terrmasuk yang
menjadikan dirinya sendiri sebagai sasaran. Dia tidak marah jika dikritik
pada saaat-saat yang yang diperlukan ia dapat melepaskan diri dari dirinya
sendiri dan meninjau dirinya sendiri sebagai orang luar (Hurlock, 2002).
3. Memiliki falsafah hidup tertentu (unifying
philosophy of life)
Hal
itu dapat dilakukan tanpa perlu merumuskannnya dan mengucapkankannya dalam
kata-kata. Orang yang sudah dewasa tahu dengan tepat tempatnya dalam
rangka susunan objek-objek lain di dunia. Ia tahu kedudukannnya dalam
masyarakat ia paham bagaimana seharusnya ia bertingkah laku orang
seperti ini tidak lagi mudah terpengaruh dan pendapatnya serta
sikap sikapnya cukup jelas dan tegas (Chaplin, 2004).
C. Tahap
– tahap Perkembangan Remaja
Tahap-tahap perkembangan remaja
menurut Stevenson (2002) adalah sebagai berikut:
1.
Periode masa
pra pubertas usia 12-18 tahun
Masa pra pubertas merupakan
masa peralihan dari akhir masa kanak-kanak ke masa awal pubertas.
Ciri-cirinya:
a. Anak tidak suka diperlakukan seperti
anak kecil lagi
b. Anak mulai bersikap kritis
2. Masa pubertas usia
14-16 tahun merupakan masa remaja awal. Ciri-cirinya:
a. Mulai
cemas dan bingung tentang perubahan fisiknya
b. Memperhatikan
penampilan
c. Sikapnya
tidak menentu/plin-plan
d. Suka berkelompok
dengan teman sebaya dan senasib
3. Masa akhir pubertas
usia 17-18 tahun merupakan peralihan dari masa pubertas ke masa adolesen.
Ciri-cirinya:
a. Pertumbuhan fisik sudah
mulai matang tetapi kedewasaan psikologisnya belum tercapai sepenuhnya
b. Proses
kedewasaan jasmaniah pada remaja putri lebih awal dari remaja pria.
4. Periode remaja adolesen usia
19-21 tahun merupakan masa akhir Remaja. Beberapa sifat penting pada
masa ini adalah:
a. Perhatiannya
tertutup pada hal-hal realistis
b. Mulai
menyadari akan realitas
c. Sikapnya
mulai jelas tentang hidup
d. Mulai nampak
bakat dan minatnya
D. Aspek-aspek Perkembangan Remaja
1. Perkembangan fisik
Menurut
Papalia dan Olds (2001), yang dimaksud dengan perkembangan fisik
adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan ketrampilan
motorik. Perubahan pada tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat
tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ seksual dan fungsi
reproduksi. Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh kanak-kanak yang cirinya
adalah pertumbuhan menjadi tubuh orang dewasa yang cirinya adalah kematangan. Perubahan
fisik otak sehingga strukturnya semakin sempurna meningkatkan kemampuan
kognitif.
2. Perkembangan Kognitif
Seorang remaja termotivasi untuk memahami dunia karena
perilaku adaptasi secara biologis mereka. Dalam pandangan Piaget, remaja secara
aktif membangun dunia kognitif mereka, di mana informasi yang didapatkan tidak
langsung diterima begitu saja ke dalam skema kognitif mereka. Remaja sudah
mampu membedakan antara hal-hal atau ide-ide yang lebih penting dibanding ide
lainnya, lalu remaja juga menghubungkan ide-ide tersebut. Seorang remaja tidak
saja mengorganisasikan apa yang dialami dan diamati, tetapi remaja mampu
mengolah cara berpikir mereka sehingga memunculkan suatu ide baru.
Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa. Piaget mengemukakan bahwa pada masa remaja terjadi kematangan kognitif, yaitu interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas untuk eksperimentasi memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak. Piaget menyebut tahap perkembangan kognitif ini sebagai tahap operasi formal (Papalia & Olds, 2001).
Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa. Piaget mengemukakan bahwa pada masa remaja terjadi kematangan kognitif, yaitu interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas untuk eksperimentasi memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak. Piaget menyebut tahap perkembangan kognitif ini sebagai tahap operasi formal (Papalia & Olds, 2001).
3. Perkembangan kepribadian dan sosial
Menurut Papalia
& Olds (2001) yang dimaksud dengan perkembangan kepribadian adalah
perubahan cara individu berhubungan dengan dunia dan menyatakan emosi secara
unik sedangkan perkembangan sosial berarti perubahan dalam berhubungan dengan
orang lain. Perkembangan kepribadian yang penting pada masa remaja adalah
pencarian identitas diri. Yang dimaksud dengan pencarian identitas diri adalah
proses menjadi seorang yang unik dengan peran yang penting dalam hidup (Erikson
dalam Papalia & Olds, 2001).
E. Faktor
– faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Remaja
Faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan remaja adalah sebagai berikut:
1. Faktor
Pribadi
Setiap anak berkepribadian
khusus. Keadaan khusus pada anak bisa menjadi sumber munculnya berbagai
perilaku menyimpang. Keadaan khusus ini adalah keadaan konstitusi, potensi, bakat,
atau sifat dasar pada anak yang kemudian melalui proses perkembangan,
kematangan, atau perangsangan dari lingkungan, menjadi aktual, muncul, atau
berfungsi
(Lester, 2004).
(Lester, 2004).
Seorang anak bisa bertingkah laku
tertentu sebagai bentuk pelarian-pelarian karena ia mengalami kesulitan dalam
mengikuti pelajaran-pelajaran di sekolah. (Liebert, 2003)Kesulitan ini
bersumber pada kemampuan dasar yang kurang baik, taraf kemampuannya
terletak di bawah rata-rata. Pelajaran yang dalam kenyataannya terlalu berat
bagi anak, menjadi beban yang menekannya sehingga ia selalu berada dalam
keadaan tegang, tertekan, dan tidak bahagia. Sehubungan dengan masalah
pelajaran ini, perasaan-perasaan tertekan dan beban yang tidak sanggup
dihadapi juga dapat timbul karena berbagai hal yang lain seperti berikut
ini:
a. Tuntutan
dari pihak orang tua terhadap prestasi anak yang sebenarnya melebihi kemampuan
dasar yang dimiliki anak. Berbagai ungkapan yang sebenarnya keliru sering
terdengar dari orang tua, seperti: "Sebenarnya anak saya tidak bodoh,
tetapi ia malas" atau "Saya tidak mengharap anak saya mendapat angka
9, asal cukup saja, karena ia sebenarnya bisa."
b. Tuntutan
terhadap anak agar ia bisa memperlihatkan prestasi-prestasi seperti yang
diharapkan orang tua. Pada kenyataannya, anak tidak bisa memenuhinya karena
masa-masa perkembangannya belum siap untuk bisa menerima kualitas dan
intensitas rangsangan yang diberikan. Hal ini sering terjadi pada anak di
bawah umur.
c. Tekanan
dari orang tua agar anak mengikuti berbagai kegiatan, baik yang berhubungan
dengan pelajaran-pelajaran sekolah maupun kegiatan-kegiatan lain yang
berhubungan dengan pengembangan bakat dan minat. Seorang anak memperlihatkan
sikap-sikap negatif terhadap pelajaran karena ia harus bersekolah di dua tempat,
yaitu di sekolah dan di tempat les privat atau bimbingan belajaryang
waktu belajarnya bahkan lebih lama dari sekolah biasa daripada di sekolah
biasa.
d. Kekecewaan
pada anak karena tidak berhasil memasuki sekolah atau jurusan yang dikehendaki
dan yang tidak dinetralisasikan dengan baik oleh orang tua. Atau kekecewaan
pada anak karena ia tidak berhasil memuaskan keinginan-keinginan atau
harapan-harapan orang tua. Kekecewaan yang berlanjut pada penilaian bahwa harga
dirinya tidak perlu dipertahankan karena orang tua tidak mencintainya lagi.
Dari uraian di
atas, dijelaskan bahwa masalah yang berkaitan dengan masalah sekolah,
masalah belajar, prestasi, dan potensi (bakat) bisa menjadi sumber timbulnya
berbagai tekanan dan frustrasi. Hal tersebut dapat mengakibatkan
reaksi-reaksi perilaku nakal atau penyalahgunaan obat terlarang (Libert,
2003).
2. Faktor
Keluarga
Keluarga adalah unit sosial yang
paling kecil dalam masyarakat. Meskipun demikian, peranannya besar sekali
terhadap perkembangan sosial, terlebih pada awal-awal perkembangan yang menjadi
landasan bagi perkembangan kepribadian selanjutnya. Anak yang baru
dilahirkan berada dalam keadaan lemah, tidak berdaya, bisa melakukan
apa-apa, tidak bisa mengurus diri sendiri, dan tidak bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhannya
sendiri. Jadi, ia tergantung sepenuhnya dari lingkungan hidupnya, yakni
lingkungan keluarga, dan lebih luas lagi lingkungan sosialnya
(Prawirosudirjo, 2003).
(Prawirosudirjo, 2003).
Dalam perkembangannya, anak
membutuhkan uluran tangan dari orang lain agar bisa melangsungkan hidupnya
secara layak dan wajar. Anak yang baru dilahirkan bisa diibaratkan sebagai
sehelai kertas putih yang masih polos. Bagaimana jadinya kertas putih tersebut
pada kemudian hari tergantung dari orang yang akan menuliskannya. Jadi,
bagaimana kepribadian anak pada kemudian hari tergantung dari bagaimana ia
berkembang dan dikembangkan oleh lingkungan hidupnya, terutama oleh lingkungan
keluarganya. Lingkungan keluarga berperan besar karena merekalah yang langsung
atau tidak langsung terus-menerus berhubungan dengan anak, memberikan
perangsangan (stimulasi) melalui berbagai corak komunikasi antara orang tua
dengan anak (Prawirosudirjo, 2003).
Seiring dengan tumbuh kembang anak,
akan lebih banyak lagi sumber-sumber untuk mengembangkan kepribadian anak.
Lingkungan keluarga seringkali disebut sebagai lingkungan pendidikan informal
yang memengaruhi berbagai aspek perkembangan anak. Adakalanya, hal ini
berlangsung melalui ucapan-ucapan atau perintah-perintah yang diberikan secara
langsung untuk menunjukkan apa yang seharusnya diperlihatkan atau dilakukan
oleh anak. Adakalanya pula, orang tua bersikap atau bertindak sebagai patokan,
sebagai contoh atau model agar ditiru. Kemudian, apa yang ditiru akan meresap
dalam diri anak dan menjadi bagian dari kebiasaan bersikap dan bertingkah laku,
atau bagian dari kepribadiannya (Payne, 2002).
Berdasarkan hal-hal tersebut di
atas, orang tua jelas berperan besar dalam perkembangan kepribadian
anak. Orang tua menjadi faktor penting dalam menanamkan dasar kepribadian
yang ikut menentukan corak dan gambaran kepribadian seseorang setelah
dewasa. Jadi, gambaran kepribadian yang terlihat dan diperlihatkan seorang
remaja, banyak ditentukan oleh keadaan serta proses-proses yang ada dan yang
terjadi sebelumnya. Lingkungan rumah, khususnya orang tua, menjadi teramat
penting sebagai tempat persemaian dari benih-benih yang akan tumbuh dan
berkembang lebih lanjut. Pengalaman buruk dalam keluarga akan buruk pula
diperlihatkan terhadap lingkungannya. Perilaku negatif dengan berbagai coraknya
adalah akibat dari suasana dan perlakuan negatif yang dialami dalam
keluarga.Hubungan antar pribadi dalam keluarga, yang meliputi pula
hubungan antar saudara, menjadi faktor penting yang mendorong munculnya
perilaku yang tergolong nakal(Payne, 2002).
Agar terjamin hubungan yang baik
dalam keluarga, dibutuhkan peran aktif orang tua untuk membina
hubungan-hubungan yang serasi dan harmonis di antara semua pihak dalam
keluarga. Namun, yang tentunya terlebih dahulu harus diperlihatkan adalah
hubungan yang baik di antara suami dan istri (Payne, 2002).
3. Lingkungan
Sosial dan Dinamika Perubahannya
Lingkungan sosial dengan berbagai
ciri khusus yang menyertainya memegang peranan besar terhadap munculnya corak
dan gambaran kepribadian pada anak.Apalagi kalau tidak didukung oleh kemantapan
dari kepribadian dasar yang terbentuk dalam keluarga. Kesenjangan antara norma,
ukuran, patokan dalam keluarga dengan lingkungannya perlu diperkecil agar tidak
timbul keadaan timpang atau serba tidak menentu, suatu kondisi yang memudahkan
munculnya perilaku tanpa kendali, yakni penyimpangan dari berbagai aturan yang
ada. Kegoncangan memang mudah timbul karena kita berhadapan dengan berbagai
perubahan yang ada dalam masyarakat (Ellis, 2001).
Dalam kenyataannya, pola kehidupan
dalam keluarga dan masyarakat sssdewasa ini, jauh berbeda dibandingkan
dengan kehidupan beberapa puluh tahun yang lalu.Terjadi berbagai pergeseran
nilai dari waktu ke waktu~ seiring
dengan perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Bertambahnya penduduk yang
demikian pesat, khususnya di kota-kota besar, mengakibatkan ruang hidup dan
ruang lingkup kehidupan menjadi bertambah sempit. Urbanisasi yang terus-menerus
terjadi sulit dikendalikan, apalagi ditahan, menyebabkan laju kepadatan
penduduk di kota besar sulit dicegah. Dinamika hubungan menjadi lebih besar,
sekaligus menjadi lebih longgar, kurang intensif, dan kurang akrab. Dalam
kondisi seperti ini, sikap yang menjadi ciri dari kehidupan masyarakat yang
padat yaitu: individualistis, kompetitif, dan materialistis, amat
mudah timbul. Sesuatu yang sebenarnya wajar, sesuai dengan hakikat kehidupan,
hakikat perjuangan hidup untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan
memenuhi kebutuhan paling pokok dari sistem kebutuhan, yakni
makanan (Santrock, 2002).
Pengaruh pribadi terhadap pribadi
lain di rumah, di kantor, dan di mana saja yang memungkinkan hubungan yang
cukup sering terjadi, akan memengaruhi kehidupan pribadi, kehidupan dalam
keluarga, dan kehidupan sosialnya. Banyak kota yang sedang berkembang menjadi
tempat pertemuan, percampuran antara berbagai corak kebudayaan, adat istiadat,
termasuk bahasa dan sistem nilai sikap. Tidak mustahil dalam keadaan seperti
itu, muncul ketidakserasian dan ketegangan yang berdampak pada sikap, perlakuan
negatif orang tua terhadap anak, dan lebih lanjut dalam lingkungan
pergaulan (Santrock, 2002).
Lingkungan pergaulan anak adalah
sesuatu yang harus dimasuki karena di lingkungan tersebut seorang anak bisa
terpengaruh ciri kepribadiannya, tentunya diharapkan terpengaruh oleh hal-hal
yang baik. Di samping itu, lingkungan pergaulan adalah sesuatu kebutuhan
dalam pengembangan diri untuk hidup bermasyarakat.Karena itu, lingkungan sosial
sewajarnya menjadi perhatian kita semua, agar bisa menjadi lingkungan yang
baik, yang bisa meredam dorongan-dorongan negatif atau patologis pada anak
maupun remaja (Santrock, 2002).
F. Perubahan Fisik dan
Psikologis pada Remaja
Perubahan fisik dan psikologis pada
remaja menurut Prawirosudirjo (2003) sebagai berikut:
1. Perubahan
Fisik
a. Perubahan fisik pada
wanita remaja antara lain:
1)
Pertumbuhan
fisik lebih menonjol, tinggi dan besar badannya
2)
Kulit
menjadi lebih halus
3)
Buah
dada (payudara) membesar
4)
Timbunan
lemak pada bagian badan tertentu lebih banyak: pinggul, pantat, sekitar dada,
sekitar pinggang tampak kecil atau ramping
5)
Suara
meninggi satu oktaf
6)
Tumbuh
rambut pada bagian tubuh tertentu, sekitar kemaluan dan ketiak
b. Perubahan
fisik pada laki-laki Remaja
1)
Testil
membesar
2)
Tumbuh
rambut pada bagian tertentu, kumis, janggut, sekitar dada, ketiak dan sekitar
kemaluan.
3)
Suara
menurun satu oktaf lebih rendah nadanya
4)
Mimpi
basah
5)
2. Perubahan
psikologis pada remaja
a.
Perubahan
psikologi pada wanita remaja
1)
Pasif
dan menerima
2)
Cenderung
menerima perlindungan
3)
Minatnya
tertuju pada hal yang sifatnya emosional dan kongkrit
4)
Berusaha
mengikuti dan mengenang orang lain
5)
Sifatnya
subyektif
b.
Perubahan
psikologi pada laki-laki remaja
1)
Aktif
memberi
2)
Cenderung
memberikan perlindungan
3)
Minatnya
tertuju pada hal-hal yang bersifat interaktual abstrak
4)
Berusaha
memutuskan sendiri dan ikut bicara
5)
Sifatnya
objektif
G. Tugas-tugas Perkembangan pada Masa Remaja
Menurut Hurlock (Dalam Ali,
2002), tugas-tugas perkembangan masa remaja, yaitu:
1)
Mampu
menerima keadaan fisiknya
2)
Mampu
menerima dan memahami peran seks usia dewasa
3)
Mampu
membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis
4)
Mencapai
kemandirian emosional
5)
Mencapai
kemandirian ekonomi
6)
Mengembangkan
konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan
peran sebagai anggota masyarakat
7)
Memahami
dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua
8)
Mengembangkan
perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa
9)
Mempersiapkan
diri untuk memasuki perkawinan
10)
Memahami
dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga
H. Permasalahan pada Masa Remaja
Permasalahan pada masa remaja
menurut Stevenson (2002) adalah sebagai berikut:
Kebanyakan anak yang dalam masa
remaja pasti menginginkan masa remaja mereka ingin sempurna dan di perhatikan
oleh keluarga terutama pada ayah dan ibu.Tapi bagi sebagian mereka yang masa
remajanya ingin sempurna harus meninggalkan sedih di hati karena harus
menghabiskan masa remaja mereka di jalanan bergabung dengan mereka yang masa
remajanya kurang beruntung, itu semua terjadi karena pertengkaran yang terjadi
pada orang tua dan melibatkan anak – anak mereka yang tidak seharusnya
terlibat, karena kalau orang tua melibatkan masalah mereka kepada anaknya bisa
membuat anak tersebut berpikir yang harusnya belum dia pikirkan dan bisa
membuat dia menjadi depresi.
Dalam masa remaja ini kita bisa
mengenal yang namanya cinta biarpun yang di bilang itu cinta monyet, tapi gara
– gara cinta bisa merusak masa remaja kita apa lagi kalau kita semua sudah
mengenal free sex (seks bebas).
Dalam kalangan remaja tidak mungkin
tidak tahu yang namanya cinta, tapi inilah masalah yang sering terjadi di saat
kita hanyut dengan cinta. Kita bisa saja melakukan apa saja untuk sampai –
sampai kita bisa melupakan keluarga kita sendiri.
Lingkungan sangat berperan penting dalam masa remaja karena lingkungan sangamempengaruhimasa pertumbuhan remaja. Jika lingkungan
yang ditempati baik makaberdampak positif terhadap remaja itu dan sebaliknya,
Jika lingkungan yang di tempati ituburuk,
maka berdampak negatif bagi perkembangan remaja. Maka dari itu kita harus
bisamenentukan mana yang baik dan yang buruk.
|
\
|
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
remaja adalah peralihan dari masa
anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi
untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun
sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi
pria. Dan disaat remaja ini lah saat dimana seseorang mencari jati dirinya.
Saran
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna maka dari itu saya
ingin meminta kritik dan saran dari pembaca serta dosen pembimbing agar
makalah yang saya buat bisa menjadi sempurna dan jauh lebih baik dari
sebelumnya, serta krtik dan saran yang sifatnya membangun dari para
pembaca mudah - mudahan bisa menjadikan makalah ini jauh lebih sempurna dan
bermanfaat bagi semuanya.
|
DAFTAR PUSTAKA